Yogyakarta, 28 Juni 2024 –, Program Studi S1 Administrasi Publik Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) menyelenggarakan kegiatan Kuliah Praktisi Mengajar dengan tema “Transformasi Governance Melalui Smart City untuk Mendukung Pembangunan Nasional Berkelanjutan”. Acara ini menghadirkan Taufiq Hidayat Putra, ST., M.Eng., Ph.D, Direktur Ketenagalistrikan, Telekomunikasi, dan Informatika, Kedeputian Bidang Sarana dan Prasarana, Kementerian PPN/Bappenas RI, sebagai pembicara utama. Kegiatan dilaksanakan secara tatap muka dalam dua sesi di Gedung Siti Moendjijah, Lantai 9, Ruang SM.9.06.

Pada sesi pertama yang berlangsung pukul 08.00 – 11.00 WIB, Taufiq Hidayat Putra menyampaikan paradigma Good Governance menurut UNDP (1994) yang mencakup partisipasi, kerangka hukum, transparansi, kesetaraan, daya tanggap, wawasan ke depan, akuntabilitas, efektif dan efisien, profesionalisme, serta berorientasi pada konsensus. “Untuk mewujudkan karakter kota masa depan yang ideal, diperlukan stakeholder yang kuat. Setidaknya ada delapan poin yakni berkelanjutan, citizen-centric, dinamis secara ekonomi, accessible, tata kelola baik, resilient, responsif, dan terencana,” ungkap Taufiq.

Kota masa depan dapat mengadopsi konsep smart sustainable city sebagai sebuah inisiatif yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta inovasi lainnya untuk meningkatkan kualitas hidup, efisiensi pelayanan perkotaan, dan daya saing sesuai kebutuhan saat ini dan generasi mendatang dengan memperhatikan aspek ekonomi, sosial, lingkungan, dan budaya. “Terdapat enam aspek dalam komponen Smart City yakni smart environment, smart economy, smart governance, smart branding, smart people, dan smart living,” jelas Taufiq.

Implementasi Kebijakan Smart City di Indonesia

Kebijakan Smart City di Indonesia diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, yang melahirkan Smart City Development Master Plan (Indonesian Smart City Roadmap). Beberapa poin yang dibahas mencakup infrastruktur dan ekosistem TIK perkotaan sebagai kegiatan prioritas dengan didukung pengembangan TIK perkotaan sebagai program prioritas. Program turunan di daerah mengacu pada Regional Smart City Master Plan (Smart City Roadmap).

Pada sesi kedua yang berlangsung pukul 13.00 – 16.00 WIB, Taufiq Hidayat Putra mengajak mahasiswa berdiskusi dan mempresentasikan dinamika pelaksanaan Smart City di Indonesia. Beberapa daerah yang menjadi studi kasus pembahasan adalah Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Kota Surabaya, Kota Yogyakarta, Kota Solo, dan Kota Kendari.

Taufiq Hidayat Putra mengapresiasi program Praktisi Mengajar dan menyatakan kesenangannya dapat berdialog dengan mahasiswa Administrasi Publik UNISA Yogyakarta. “Praktisi Mengajar ini juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendapatkan feedback dari upaya pencapaian yang telah dilakukan oleh pemerintah secara langsung dari para mahasiswa,” ujar Taufiq.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami pentingnya penerapan konsep Smart City dalam administrasi publik untuk mewujudkan pembangunan nasional yang berkelanjutan dan inklusif. Kegiatan ini juga merupakan bagian sinergi antara akademisi dan praktisi dalam menciptakan tata kelola pemerintahan yang lebih baik dan inovatif.