Sleman, 07 Oktober 2024 – Program Studi Administrasi Publik Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (Unisa) menyelenggarakan Lokakarya Pemutakhiran Perangkat Pembelajaran Kurikulum Outcome-Based Education (OBE) dengan tema “Modul Pembelajaran Berbasis Case Base Learning (CBL), Problem Base Learning (PBL), dan Project Base Learning (PJBL)”. Acara ini dihadiri oleh seluruh dosen dari prodi Administrasi Publik Unisa dan berlangsung di Laboratorium Administrasi Publik, Gedung Siti Moendijah.
Lokakarya ini bertujuan untuk menyusun modul pembelajaran yang lebih terstruktur dan berkualitas dengan pendekatan active learning. Dalam sambutannya, Kaprodi Administrasi Publik Unisa, Gerry Katon Mahendra, S.IP., M.I.P., menyampaikan, “Pelaksanaan lokakarya modul sebagai bentuk komitmen prodi dalam mewujudkan pembelajaran terstruktur yang berkualitas. Luaran dari acara ini adalah modul yang dapat digunakan dalam setiap perkuliahan teori maupun praktikum.” Dengan fokus pada tiga pendekatan utama dalam pembelajaran—CBL, PBL, dan PjBL—pendekatan ini diharapkan dapat memperkaya pengalaman belajar mahasiswa melalui berbagai kasus, tantangan, dan proyek nyata.
Narasumber utama dalam lokakarya ini adalah Dwi Harsono, MPA., MA., Ph.D., yang juga menjabat sebagai Dewan Pengurus Pusat Indonesian Association for Public Administration (IAPA) dan Kepala Biro Pulau Jawa Asosiasi Ilmuwan Administrasi Negara (AsIAN). Dalam pemaparannya, Dwi menjelaskan pentingnya active learning atau pembelajaran aktif yang berpusat pada mahasiswa. “Secara umum istilah Active Learning sering disebut juga sebagai Student Centered Learning (SCL) dan Student Centered Active Learning (SCAL). Pendekatan ini memberikan tanggung jawab kepada mahasiswa untuk terlibat secara aktif dalam proses belajar, baik secara individu maupun kelompok, untuk mengembangkan potensinya secara optimal,” ujarnya.
Modul pembelajaran yang dihasilkan dari lokakarya ini diharapkan dapat dikemas secara sistematis, dengan cakupan materi, metode, dan evaluasi yang jelas agar dapat digunakan secara mandiri oleh mahasiswa. Dwi Harsono juga menambahkan bahwa “Modul ajar setidaknya harus memenuhi minimal: tujuan, rencana asesmen awal dan akhir, langkah-langkah, dan media pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.”
Lokakarya ini diharapkan menjadi landasan dalam pengembangan modul yang lebih inovatif dan aplikatif dalam proses belajar mengajar di lingkungan Prodi Administrasi Publik Unisa, sejalan dengan kebutuhan era digital yang menuntut pembelajaran interaktif dan berbasis kasus nyata.