Yogyakarta, 23 Juni 2025 — Dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran dan relevansi kurikulum terhadap kebutuhan dunia kerja, Program Studi Administrasi Publik Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (Unisa) menyelenggarakan Workshop Peninjauan Kurikulum dengan Mitra Eksternal. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting dan menghadirkan perwakilan mitra strategis dari berbagai instansi pemerintah, kalurahan, rumah sakit pendidikan, perusahaan konsultan kebijakan, hingga alumni Prodi AP Unisa yang telah berkiprah di sektor publik.
Workshop ini dipandu oleh Gerry Katon Mahendra, S.IP., M.I.P., selaku Kepala Program Studi Administrasi Publik Unisa. Sementara paparan utama mengenai kurikulum disampaikan oleh Erni Saharuddin, S.Sos., MPA., selaku Koordinator Kurikulum Prodi. Dalam pemaparannya, Erni menjelaskan pentingnya sinergi antara dunia akademik dan mitra eksternal untuk menghasilkan kurikulum yang tidak hanya sesuai standar nasional pendidikan tinggi, tetapi juga adaptif terhadap perkembangan sosial, ekonomi, dan birokrasi digital.
Kegiatan ini dihadiri oleh 21 instansi mitra eksternal, termasuk dari unsur pemerintah pusat dan daerah seperti LAN RI, BAPPERIDA DIY, DISKOMINFO DIY, BAWASLU DIY, dan KPU DIY, serta 6 OPD dari Kabupaten Sleman dan Kota Magelang. Mitra dari kalurahan juga turut hadir, antara lain Kalurahan Sidoagung, Sumbersari, Girikerto, Sendangagung, Bangunjiwo, Sumberrahayu, Tridadi, dan Kemantren Kraton, serta RSA UGM sebagai rumah sakit pendidikan. Perusahaan Konsultan Kebijakan seperti PT Sinergi Visi Utama dan CV Multi Lisensi juga turut berpartisipasi.
Pada sesi Focus Group Discussion (FGD), Imam Karyadi Aryanto, S.IP., MPA. dari BAPPERIDA DIY memberikan apresiasi terhadap langkah Prodi AP Unisa yang secara berani mengambil arah kebijakan kesehatan sebagai visi tematik keilmuan. “Ini merupakan diferensiasi yang strategis. Kebijakan kesehatan adalah isu publik yang seksi, masuk dalam amanat undang-undang sebagai urusan wajib pelayanan dasar, dan akan terus berkembang,” jelas Imam.
Senada dengan itu, Nugroho Ario Setiawan dari LAN RI menyampaikan pandangannya terkait tantangan masa depan birokrasi Indonesia. Ia menekankan perlunya pergeseran kurikulum menuju soft skills berbasis kognitif seperti berpikir kritis, kepemimpinan, dan adaptabilitas. “Proyeksi dunia kerja 2025–2030 menunjukkan bahwa transformasi birokrasi membutuhkan SDM yang mampu menjawab tantangan digitalisasi dan otomasi dengan cara kerja yang lebih fleksibel dan kolaboratif,” ungkapnya.
Perwakilan dari Dinas Kesehatan Kota Magelang juga menyoroti pentingnya keselarasan antara visi Unisa dan arah pembangunan daerah. “Misi kebijakan kesehatan Unisa sejalan dengan visi pembangunan Kota Magelang, khususnya dalam memperkuat tata kelola sektor kesehatan yang terus bergerak dinamis mengikuti perubahan regulasi nasional,” ujarnya.
Menutup kegiatan workshop, Gerry Katon Mahendra menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh mitra eksternal dan alumni yang telah terlibat aktif dalam forum ini. “Terima kasih atas seluruh masukan, rekomendasi, dan kepercayaannya. Workshop ini menjadi wujud komitmen kami untuk mengembangkan kurikulum yang kolaboratif, relevan, dan mendukung kesiapan lulusan menghadapi perubahan di sektor publik,” pungkasnya.
Dengan diselenggarakannya workshop ini, Prodi Administrasi Publik Unisa semakin mempertegas identitasnya sebagai program studi yang berbasis pada Outcome-Based Education (OBE) dan berpihak pada kebutuhan nyata masyarakat dan pemerintahan, khususnya di bidang kebijakan dan layanan publik.