Yogyakarta, 04 Juni 2024 – Dalam dunia administrasi publik yang dinamis, di mana teori dan praktik saling terkait untuk membentuk lanskap tata kelola yang baik, terdapat sebuah tantangan untuk menjembatani penyelarasan antara teori dan praktik secara efektif. Menyadari pentingnya menyelaraskan pengetahuan teoretis dengan penerapan praktis.

Program Studi S1 Administrasi Publik Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) menyelenggarakan kuliah praktisi tentang formulasi kebijakan, dengan tajuk “Menjembatani Teori dan Praktik Administrasi Publik: UNISA Gelar Kuliah Praktisi Formulasi Kebijakan”. Acara ini menghadirkan Muhammad Taufiq Arahman, S.IP, M.PA, perencana ahli dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA DIY), sebagai pembicara tamu.

(Mahasiswa aktif berdiskusi dengan pembicara)

Membangun Kebijakan Publik Partisipatif dan Efektif: Memahami Peran Aktor dan Tantangan Multi-Pihak

Pada kuliah Praktisi yang diselenggarakan tanggal 04 Juni 2024, Taufiq Arahman menjabarkan pentingnya kolaborasi multi-pihak dalam formulasi kebijakan publik yang partisipatif. Ia menjelaskan bahwa di era modern, aktor non-negara seperti organisasi masyarakat sipil dan sektor swasta memainkan peran krusial dalam merumuskan kebijakan yang efektif dan selaras dengan kebutuhan Masyarakat. “saat ini pemerintah bukan lagi aktor tunggal dalam perumusan kebijakan, menjadi penting juga non state actor dalam perumusan kebijakan” ungkap Taufiq.

Sebagai contoh, Taufiq Arahman mengangkat kasus formulasi kebijakan kesehatan mental di DIY. Prevalensi skizofrenia dan gangguan jiwa berat yang tinggi di wilayah tersebut, bersama dengan kompleksitas tantangan yang dihadapi, menuntut pendekatan multi-pihak. Upaya kolaboratif ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan di luar dinas kesehatan provinsi, seperti organisasi non-pemerintah, akademisi, dan komunitas.

Perencana BAPPEDA DIY tersebut menekankan bahwa formulasi kebijakan tidak hanya terfokus pada aspek teknis, tetapi juga harus mempertimbangkan proses politik dan evaluasi kebijakan sebelumnya. Hal ini penting untuk memastikan bahwa kebijakan yang dirumuskan sesuai dengan konteks sosial dan politik, serta efektif dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Meningkatkan Kapasitas Calon Analis Kebijakan: Mempelajari Praktik dan Nuansa Formulasi Kebijakan

Kuliah praktisi ini menghadirkan kesempatan bagi mahasiswa S1 Administrasi Publik UNISA Yogyakarta, baik mahasiswa kelas regular maupun kelas karyawan untuk mempelajari praktik dan nuansa formulasi kebijakan secara langsung dari praktisi berpengalaman. Dewi Amanatun Suryani, S.IP., MPA, selaku dosen mata kuliah Formulasi Kebijakan Publik, menyambut baik acara ini dan menghargai wawasan berharga yang diberikan Muhammad Taufiq Arahman, S.IP, M.PA.

Dewi Amanatun Suryani menjelaskan bahwa pemahaman mendalam tentang formulasi kebijakan sangat penting bagi calon analis kebijakan. “Kuliah Praktisi dengan menghadirkan Muh Taufiq Arahma (Perencana Bappeda DIY) mampu menambah wawasan dan pemahaman mahasiswa tentang praktik penyusunan kebijakan dengan studi kasus di DIY. Pemahaman ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa sebagai calon analis kebijakan dalam memahami diagnosa permasalahan public secara mendalam dan mampu merumuskan permasalahan lebih tepat sehingga dapat dicari berbagai alternatif solusi kebijakan yang lebih tepat dan objektif sesuai asas-asas pemerintahan dengan mengedepankan keseimbangan antara teknokratis dan patisipatif” menurut Dewi.

Kuliah praktisi ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas mahasiswa Administrasi Publik UNISA Yogyakarta untuk menjadi analis kebijakan yang kompeten dan berkontribusi pada pembangunan kebijakan publik yang lebih baik di Indonesia. (MFS)